SEMESTA KARANGSAMBUNG
Oleh Gregorius Magnus Finesso
Tahukah Anda bagaimana bentuk batuan dasar pembentuk Pulau Jawa?
Penasaran menyaksikan gugusan lava bantal beku menempel di atas batuan
sedimen yang semestinya hanya ada di pematang samudra seperti di Hawaii?
Semua kekayaan geologi purba ini terbentang di Karangsambung, Kebumen.
Nama Karangsambung boleh jadi cukup asing di telinga orang awam. Namun,
tidak demikian bagi para penggila geowisata di Tanah Air dan
mancanegara. Kawasan cagar alam geologi seluas sekitar 22.000 hektar ini
layaknya kotak hitam (black box) bagi segala proses alam semesta.
Memasuki kawasan yang berada sekitar 19 kilometer sebelah utara pusat
Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, gugusan perbukitan membentang di
kiri-kanan jalan. Beberapa dinding bukit terbentuk dari lapisan batu
yang berbentuk unik. Bahkan, di salah satu lokasi batu-batu raksasa
seperti terekam dalam film Laskar Pelangi di Pulau Belitung berserak di
persawahan.
Di sepanjang jalan tersaji panorama elok dari bukit,
lembah, hingga aliran Sungai Luk Ulo, sungai terbesar di Kebumen.
Semakin ke utara, udara kian sejuk dan sepi. Beberapa pakar geologi
bahkan menyebut kawasan ini sebagai ”Yellowstone National Park”-nya
Indonesia.
Karangsambung menyimpan pelbagai monumen geologi yang
sangat unik. Ini tidak lepas dari letak geografis wilayah ini sekitar
120 juta tahun lalu yang merupakan dasar laut dan menjadi pertemuan
lempeng benua dan samudra. Proses subduksi selama ratusan juta tahun
menyebabkan batu-batuan purba itu tersingkap ke permukaan.
Di
sini tersingkap aneka batuan dari berbagai umur dan proses kejadiannya.
Batuan-batuan itu merupakan rekaman peristiwa pembentukan muka Bumi.
Wilayah yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai cagar
alam geologi di Indonesia pada 2006 itu kini dikelola Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Batu tertua Jawa
Kepala
Bagian Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis Balai Informasi dan Konservasi
Kebumian Karangsambung LIPI, Suyamto mengatakan, beberapa situs bisa
dipelajari untuk mengetahui sejarah Bumi, khususnya proses evolusi
lempeng Asia bagian tenggara.
Misalnya, situs batuan metamorf
serpentinit di Pucangan. Batuan ini berwarna kehijauan dan berasal dari
perut Bumi di bawah lantai samudra. Batu ini merupakan batu ultrabasa
hasil pembekuan magma pada kerak samudra. Formasi batu ini berubah saat
bersentuhan dengan air laut dan berubah lagi ketika masuk zona tunjaman
dan terangkat ke permukaan Bumi.
Salah satu kekayaan utama cagar
alam geologi ini adalah batuan metamorf sekis mika di Kali Brengkok. Di
sini pengunjung bisa menyentuh langsung batuan mineral mika yang
berkilau kala tertimpa sinar Matahari. Batuan tertua ini tersingkap dan
menjadi pembentuk fondasi Pulau Jawa. Pengukuran dengan radioaktif
menunjukkan batuan ini berumur 121 juta tahun, dari zaman kapur.
Batuan alas Pulau Jawa ini memiliki nilai ilmiah tinggi karena
membuktikan bahwa sejak zaman itu telah terjadi tumbukan lempeng samudra
dengan lempeng benua di kawasan Karangsambung. Batuan ini berasal dari
pasir yang mengandung mineral asam dari lempeng benua yang masuk ke zona
subduksi dan berubah jadi sekis mika.
Fenomena geologi lain yang
tersingkap di kawasan yang secara geografis membentang di Kebumen,
Banjarnegara, dan Wonosobo adalah situs batu rijang dan lava basal
berbentuk bantal di Kali Muncar. Batuan sedimen ini terbentuk di dasar
samudra purba 80 juta tahun lampau. Batu ini memberi fakta kuat bahwa
dahulu Karangsambung adalah dasar samudra yang terangkat oleh proses
geologi.
Batuan sedimen berwarna merah memanjang sekitar 100
meter pada dinding Kali Muncar itu ibarat layar pertunjukan wayang kulit
atau kelir dalam bahasa Jawa. Ini membuat warga setempat menamainya
Watu Kelir. Terlebih, di bagian atasnya terdapat batuan beku yang
bentuknya mirip kenong dan gong (alat musik Jawa).
Kendati
dikelola LIPI sejak 1970-an, pengemasan wisata geologi baru dimulai 10
tahun lalu. Kepala UPT Balai Informasi dan Konservasi Kebumian
Karangsambung (BIKK) LIPI Yugo Kumoro mengatakan, untuk mendukung paket
wisata geologi disediakan fasilitas pendukung berupa tempat penginapan,
asrama, perpustakaan, dan bengkel kerja kerajinan batu mulia di kawasan
kantor BIKK LIPI di Karangsambung